Minggu, 27 November 2011

Depth Of Field (DOF)

Depth Of Field (DOF)

Posted on 26. Apr, 2011 by Denbagus in Articles

Saat hunting bersama teman, ada menanyakan kepada saya. “Gimana sih biar kalau motret objek utama terlihat tajam dan detail, tetapi foreground dan background terlihat kabur (blur). Istilah kabur di depan atau belakang istilah kerennya adalah Depth Of Field (DOF). Lalu apa sih sebenarnya DOF ini? Apa manfaatnya dan bagaimana untuk menghasilkan karya fotografi yang memiliki DOF ini.

DOF dapat diartikan sebagai ruang batas tajam, bagian mana yang ingin terlihat tajam dan bagian mana yang ingin terlihat kabur. Ruang tajam yang dimaksud adalah area gambar yang akan nampak tajam jika dilihat pada jarak tertentu dan bukaan diafragma tertentu pula.

Besar kecil ruang tajam dipengaruhi beberapa hal.

    Bukaan diafragma
    Bukaan diafragma menentukan batas tajam sebuah foto. Makin kecil bukaan diafragma menyebabkan ruang tajam semakin luas, begitu juga sebaliknya.
    Contoh : Lensa yang memiliki bukaan f1.8 memiliki ruang tajam lebih sempit dibanding dengan bukaan f3.5.
    Jarak
    Makin dekat jarak kita memotret maka makin sempit ruang tajamnya. Begitu juga sebaliknya.
    Contoh: Saat kita memotret objek dari jarak 50cm menggunakan lensa 50mm ruang tajam lebih sempit dibanding kita memotret dengan jarak 100cm atau lebih.
    Panjang Lensa (Fokus lensa)
    Makin pendek panjang fokus lensa, ruang tajam makin luas. Begitu juga sebaliknya.
    Contoh :  Lensa 18mm memiliki ruang tajam lebih luas dibandingkan dengan lensa 200mm.

Setelah kita paham bagaimana membuat foto yang memiliki DOF, lalu apa manfaat DOF ini? Manfaat penggunaan DOF sebenarnya banyak, tergantung peruntukannya. Kebanyakan DOF sempit atau ruang tajam sempit biasanya digunakan untuk foto jenis candid. Tujuannya agar objek utama saja yang nampak jelas, lainnya terlihat kabur sehingga tidak mengganggu Point Of Interest (POI). Selain itu foto dengan DOF sempit memberi akses lebih dramatis dan memberikan ekpresi lebih natural dan dramatis pada foto candid.

Sedangkan untuk DOF lebar/luas biasanya lebih banyak untuk foto fashion, produk, dan portrait atau foto-foto yang membutuhkan detail luas.

Contoh penggunaan DOF.

Ruang Tajam Hanya Pada model di depan

Ruang Tajam Hanya Pada model di depan

DOF Luas pada Still Photography

DOF Luas pada Still Photography

Semoga bermanfaat.

Sumber:*http://www.denbagus.com/depth-of-field-dof/*

Teknik Pencahayaan dalam Fotografi

Teknik Pencahayaan dalam Fotografi

Posted on 14. Jul, 2011 by in Articles, Learning
Sebelumnya pernah dibahas tentang cahaya buatan (articial lighting). Kali ini akan dibahas beberapa teknik lighting yang umum digunakan. Mengacu pada pemahaman fotografi sendiri yang berarti ‘melukis dengan cahaya’ maka tanpa adanya suatu cahaya tidak akan karya fotografi. Permainan cahaya dan teknik pencahayaan yang benar akan menghasilkan karya foto yang bagus. Ada beberapa istilah dan teknik pencahayaan dalam fotografi.
  1. Hi Key
  2. Low Key
  3. Candle Light
  4. Split
  5. Horror
  6. Butterfly
  7. Rembrandt

High Key Lighting
High Key Lighting
High Key Lighting
Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di dominasi oleh warna terang, biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai biasanya untuk fotografi produk, kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk.






Low Key Lighting
Low Key Lighting
Low Key Lighting
Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key pencayahaan sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya.
Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman foto.



Candle Light
Candle Light
Candle Light - Photo by: Tuhin







Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.
Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter lilin. Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.

Split Lighting
Split Lighting - Photo by: Samantha
Split Lighting - Photo by: Samantha
Split lighting teknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto. Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius, penekanan karakter objek dan sebagainya.





Horror Lighting
Horror Lighting
Horror Lighting - Photo by: Ekillian
Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low light dan split lighting, perbedaannya hanya pada angle pengambilan objek foto dan sudut penempatan lampu serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di bawah model.






Butterfly Lighting
Butterfly Light
Butterfly Light - Photo by: Oneslidefotography.com
Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek foto. Sehingga dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk kupu-kupu. Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan kecantikan objek foto.






Rembrandt Lighting
Rembrant Light
Rembrandt Light
Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan Rembrandt menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di bawah mata.
Sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama  pelukis yang sering melukis dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter pada objek foto.



Berikut ini beberapa contoh peletakkan posisi lampu dan foto yang dihasilkan.
Posisi Lampu dan hasil fotonya
Posisi Lampu dan hasil fotonya - Klik pada foto untuk melihat lebih besar.






Semoga bermanfaat dan selamat berkarya.

Sumber:*http://www.denbagus.com/teknik-pencahayaan-dalam-fotografi/*

belajar fotografi: harus tahu dasar-dasar fotografi terlebih dahulu

belajar fotografi: harus tahu dasar-dasar fotografi terlebih dahulu



Siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan kerja keras, kita dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan segenap kreasi dan interpretasi terhadap apa yang dilihat dan dijepret. Nah, seni mengabadikan gambar dengan menggunakan kamera di sebut dengan Fotografi. Fotografi berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya, sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya. Karena dalam membuat gambar kita menggunakan alat yang disebut kamera, maka sudah tentu kita harus benar-benar menguasai alat tersebut juga termasuk beberapa teknik dasarnya.
Dalam menggunakan kamera kita mengenal apa yang disebut dengan:
Fokus
Fokus adalah titik api.
Rana
Kecepatan Rana adalah tirai yang bergerak turun naik di dalam kamera yang berfungsi untuk mengatur berapa lama film hendak disinari. Rana memiliki satuan dengan nomor: B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Besar kecilnya satuan rana dapat ditentukan sendiri dengan mengatur besar dan kecilnya satuan rana serta besarnya diafragma.
Ada beberapa rana dalam kamera. Diantaranya rana celah dan rana pusat. Rana celah ada dua yaitu: Rana celah vertical dan horizontal. Keduanya terletak di bagian dalam kamera. Dia bertugas menutup tirai dan mengikuti fungsinya. Rana vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal. Sedang Rana pusat adalah, Rana yang terletak pada lensa letaknya berdampingan dengan diafragma dan menutupnya dengan cara memusat.
Diafragma
Diafragma adalah lubang dalam lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Diafragma memiliki beberapa ukuran atau satuan angka. Setiap lensa mempunyai perbedaan bukaan diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran diafragma dimulai dengan 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22. Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita pilih menghasilkan foto yang berbeda. Bukaan diafragma kecil akan menghasilkan ruang yang luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat ruang tajam sempit (Blur). Atau mudahnya, diafragma artinya bukaan lensa. Efeknya, makin besar bukaan, maka makin besar kecepatan yang dibutuhkan, speed makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin sempit ruang tajamnya, artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam yang fokus.
Banyak cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yang antara lain akan jelas mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat. Misalkan, untuk memotret landscape, dengan memakai kamera apapun, coba setel ke diafragma paling sempit (angka paling besar) yang mungkin dicapai, lalu diimbangi dengan penyetelan lama waktu bukaan seperlunya (perhatikan light meter). Tapi khususnya untuk pemotretan malam, kadang kita tidak bisa mencapai bukaan paling sempit karena terbatas waktu bukaan shutter yang tidak bisa terlalu lama, apalagi di kamera prosumer yang biasanya terbatas hanya 13 detik maksimum. Untunglah untuk kamera digital prosumer hal ini tidak masalah. Dengan ukuran sensor yang jauh lebih kecil daripada satu frame film 35mm maka ruang tajam tetap cukup luas, walaupun diafragma disetel ke f/3.5 misalnya. Dan, semuanya tergantung bagaimana foto akan kita buat.
Pencahayaan
Pencahayaan adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera dengan mengontrol besarnya diafragma dan kecepatan. Dalam pencahayaan, bukaan diafragma menentukan intensitas cahaya yang diteruskan film. Sedangkan kecepatan rana menentukan jangka waktu transmisi sinar.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menentukan kombinasi yang tepat antara bukaan diafragma dengan kecepatan. Salah satunya dengan memilih prioritas diafragma. Maksudnya, pemotret bisa memilih berapa besar bukaan diafragma yang akan digunakan. Setiap bukaan diafragma yang dipilih akan membuat hasil gambar yang berbeda. Bila pemotret memilih menggunakan rana tinggi, maka itu berguna untuk menghentikan aksi. Sedang rana rendah akan membuat aksi kabur. Sedang untuk mengambil gambar di tempat dengan cahaya yang kurang maka untuk mengatasinya yang dilakukan oleh fotografer adalah memakai film dengan kecepatan tinggi. Misalnya Iso 400, 600, 800 atau Iso 1600.
Cara untuk mengukur pencahayaan biasanya ada di setiap kamera. Untuk mengukur cahaya agar sesuai, kita bisa mensiasatinya dengan cara mengukur telapak tangan atau mendekatkan kamera kita sekitar 30 cm dari objek. Maka, kita akan mendapatan pencahayaan yang sesuai. Untuk mendapatkan cahaya yang baik dalam pemotretan biasanya kita akan memilih memotret pada jam 08.00-10.00 dan 16.00-18.00. Biasanya dalam waktu ini, cahaya dalam kondisi yang baik, dan tak terlalu keras.
Dalam pencahayaan ada beberapa teknik yang harus diperhatikan. Diantaranya:
Penerangan depan: Sumber cahaya berasal dari depan objek. Cahaya ini akan menghasilkan gambar yang datar.
Penerangan belakang: Sumber cahaya berasal dari belakang objek. Dengan sumber cahaya yang seperti ini maka objek yang kita ambil menjadi shiluette (hitam). Pemotretan dengan sumber cahaya dari belakang dilakukan bila kita ingin membuat sebuah foto shiluete.
Penerangan Samping: Pemotretan dengan memakai sumber cahaya dari samping membuat objek yang kita ambil akan nampak tegas. Biasanya cahaya ini berasal dari tambahan penerangan lain seperti lampu, blitz dan lain sebagainya.
Lensa
Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele. Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.
Selain lensa lebar, ada juga lensa tele. Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan. Lensa tele adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biasanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
Bisanya fotografer menggunakan lensa sesuai dengan kebutuhannya. Bila ingin memotret benda atau objek yang dekat, atau memotret pemandangan, biasanya mereka menggunakan lensa normal atau lensa dengan sudut lebar. Namun bila fotografer ingin mengabadikan sebuah moment tertentu dengan jarak yang jauh, biasanya mereka menggunakan lensa tele. Dengan demikian, mereka tak perlu repot untuk membidik objek, dan kerja mereka akan semakin mudah.
Selain lensa normal dan lensa tele, ada juga jenis lensa lainnya yang biasa disebut dengan lensa variasi atau lensa special (special lense). Biasanya lensa ini digunakan untuk keperluan tertentu. Contohnya fish eye lens (lensa mata ikan – 180 derajat). Memotret dengan lensa ini fotografer akan memperoleh hasil yang unik. Namun, lensa ini tidak berfungsi untuk menyaring sesuatu kecuali mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
Bila fotografer ingin mengambil objek dengan ukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya lensa yang dipakai adalah lensa makro. Lensa ini biasanya juga dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.
Selain peralatan, untuk menghasilkan sebuah foto yang baik kita juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Komposisi, cahaya, garis, bentuk, tekstur, rupa, warna dan vertical atau horizontal.
Komposisi
Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan kepekaan dan “rasa” (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik. Diantaranya:
Sepertiga Bagian (Rule of Thirds). Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.
Sudut Pemotretan (Angle of View). Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve. Di dalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon, ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain. Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.
Background (BG) dan Foreground (FG). Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek. Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.
Beberapa teknik sudut pengambilan sebuah foto, yaitu:
Pandangan sebatas mata (eye level viewing); paling umum, pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera berada sejajar dengan subjek.
Pandangan burung (bird eye viewing); bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti ‘kecil’/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.
Low angle camera; pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat sedikit ‘normal’. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang ‘dunia’ orang dewasa. Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar yang tinggi.
Frog eye viewing, pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.
Waist level viewing, pemotretan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata (tanpa harus mengintip dari jendela pengamat). Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto-foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan foto seperti ini adalah spekulatif.
High handheld position; pemotretan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan kedua tangan dan tanpa membidik. Ada juga unsur spekulatifnya, tapi ada kiatnya yaitu dengan menggunakan lensa sudut lebar (16 mm sampai 35 mm) dengan memposisikan gelang fokus pada tak terhingga (mentok) dan kemudian memutarnya balik sedikit saja. Pemotretan seperti ini sering dilakukan untuk memotret tempat keramaian untuk menembus kerumunan.
Film
Film adalah media untuk merekam gambar yang terdiri dari lempengan tipis dengan emulsi yang peka cahaya. Karena peka cahayalah yang membuat film harus disimpan dalam kotak atau tabung yang tak terkena cahaya. Film mempunyai ukuran 35mm dan 120mm atau disebut medium format.
Ada beberapa jenis film. Diantaranya:
NEGATIF FILM: Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan menghasilkan area gelap.
X-RAY FILM: Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
POLAROID FILM: Polaroid film adalah film yang digunakan untuk menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif. Dahulu banyak fotografer professional yang menggunakan kamera ini namun semakin hari kamera dan film jenis ini sudah ditinggalkan. Hanya sebagian fotografer yang masih memakainya. Film Polaroid ditemukan oleh dr Land.
ORTHOCHROMATIC FILM: Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.
MEDIUM FILM: Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang terang/cerah.
Iso
Iso adalah standard untuk kategori film yang digunakan yang mengindikasikan besar kepekaan film terhadap cahaya. Semakin kecil angka iso, semakin rendah kepekaannya terhadap cahaya. Kepekaan cahaya ini sangat menjadi prioritas dalam pemotretan. Biasanya bila kita ingin memotret pada suasana cahaya yang terang maka, kita dianjurkan memakai film dengan Iso 100 atau film dengan kecepatan rendah. Ukuran Iso pada film ada berbagai jenis ukuran: 25-50-100-200-400-600-800 dan 1600.
Filter
Penyaring dalam bentuk kaca yang tembus cahaya yang mempunyai ketebalan rata . Filter biasanya dipasang di ujung depan lensa. Ada beberapa jenis filter, diantaranya:
POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
POL CONVERSION FILTER: Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.
POL FIDER FILTER: Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
POLARIZING CIRCULAR FILTER: Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.
POLARIZING FILTER: Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
ND FILTER: Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8 kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.
NEBULA FILTER: Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
So… mari belajar tiada henti untuk menghasilkan foto gambar yang sangat menarik!
sumber tulisan: http://hinamagazine.com/

Efek Curl Page yang Mengesankan

Efek Curl Page yang Mengesankan
Publish: 26 November 2007 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

CorelDRAW merupakan aplikasi grafis yang bisa dibilang sangat istimewa. Salah satu keistimewaan itu adalah efek curl page atau efek lipatan lengkung pada sisi gambar. Kelihatannya efek ini sangat sulit, tapi benarkah? Mari kita coba membuatnya...

Disini yang kita butuhkan adalah...

1. Instal Coreldraw pada PC, Laptop, Komputer, Notebook, Apa aja deh yang penting bisa ke-instal Program corelDraw

2. Dibutuhkan konsentrasi tinggi... jadi siapkan kue kering atau keripik kentang buat tambahan energi

3. Jangan lupa teh manis, masak gak ada minumannya...

Cukup... kalo semua itu sudah terpenuhi... mari kita mulai beraksi...

Dalam tutorial kali ini saya akan menjelaskan bagaimana membuat efek yang rumit tapi ternyata caranya amat sederhana. Efek ini dikenal dengan efek Curl page...

Langkah-langkahnya:

1. Buka aplikasi coreldraw --> pilih new

2. Sebagai contoh saya menggunakan koleksi Wallpapers dari belajar-grafis.co.nr yang anda bisa download gratis
bunga
download gambar bunga

3. Selanjutnya adalah import gambar
import gambar - digunakan untuk memasukkan gambar ke dalam lembar kerja
Caranya:
Masuk ke menu utama lalu pilih File - Import atau [ctrl] + [i]
cari dan pilih gambar yang diinginkan - import -pada lembar kerja, tekan dan tahan klik kiri kemudian Drag pada lembar kerja

Yuo... Gambar mulai masuk ke lembar kerja

4. Yang kita lakukan saat ini adalah memilih objek yang akan diedit
Sekarang arahkan pointer pada gambar lalu [klik kiri]
Setelah hal diatas anda lakukan maka:
Saatnya memberi efek curl page

Caranya: Ke Manu utama
Pilih Bitmaps --> 3D Effects --> Page Curl...

inilah penjelasannya:
Pengaturan Lipatan digunakan untuk mengatur dimana lipatan yang diinginkan, misalnya hanya kanan dan kiri maka klik kotak kanan dan kiri pada pengaturan

Setelah selesai mengutak - atik maka tekan [OK]

Hasilnya:
Karena saya disini hanya menekan pengaturan kanan maka page curl hanya terjadi di sebelah kanan

Bunga Matahari - I Love it......
Selamat mempelajari Tutorial Coreldraw dari ilmugrafis
SEMOGA BERMANFAAT
Sumber:*http://www.ilmugrafis.com/coreldraw_dasar.php?page=efek-curl-page*

Logo Sony Ericsson

Logo Sony Ericsson
Publish: 07 Januari 2009 | Author & Copyright: Ervyn | Status: FREE tutorial

Kalau selama ini kita hanya punya Handphonenya atau cuma liat LOGOnya, mari kita buat sendiri LOGO Sony Ericsson dengan tangan kita sendiri dengan menggunakan Corel / Coreldraw bisa 11, 12, X3, X4

1. Seperti biasa buka corel > Ctrl+N

2. Buat satu lingkaran dan jangan lupa selalu tekan juga Ctrl + Shift agar lingkaran yg kita buat presisi dengan otomatis.


3. Setelah itu buat lagi satu lingkaran kecil dan letakan seperti pada gambar dibawah ini dan seleksi lalu Combine Ctrl + L


4. Kita buat lagi beberapa lingkaran karena unsur dari logo ini hampir keseluruhan adalah lingkaran. Buat lingkaran yg sama persis dengan lingkaran kedua tadi(copy)

5. Setelah itu kita ke langkah berikutnya. Buatlah 1 lingkaran kecil dan bentuk menjadi elips seperti dibawah ini


Lalu putar dan rekatkan seperti gambar dibawah ini


Kemudian gunakan Beizer Tool untuk membuat object seperti dibawah ini


Gunakan Shape Tool, seleksi semua Node dari object tersebut dan klik Convert Line To Curve


Setelah itu kita ubah object tadi sampai menjadi object pada gambar berikut


Lalu satukan object nomor 1 dan nomor 2 dengan menggunakan Weld


Setelah itu klik pada object 1 atau 2 tadi > tekan Shift dan klik object 3, lalu Trim(sebelah kanan Weld)Dan terbentuklah object baru seperti dibawah ini


Lalu gabungkan/satukan dengan object pertama yg kita buat. Tadi dan jadilah ujud dibawah ini


Beri warna 90% black lalu gunakan Interactive Fill Tool

Kemudian Hilangkan Outlinenya.

6. Bagian pertama selesai, lanjut gan.....
Kita buat lagi Lingkaran kecil dan besar(maaf mungkin saya tidak menyertakan ukuran dikarenakan untuk menghindari hal-hal yg tidak di inginkan..Hehehe...)Kira-kira seperti gambar dibawah ini

Object yang sudah jadi tadi hanya untuk acuan ukuran saja, jika sudah merasa pas dimohon dengan sangat untuk memisahkan object pertama dengan lingkaran-lingkaran baru tadi.

7. Beri warna hijau pada lingkaran kecil dan hijau juga pada lingkaran besar(pisahkan keduanya) kita mulai membuat object ke dua(lingkaran besar) seleksi lingkaran besar dan lalu klik Interactive Fill Tool pada Fill Type yang semula Preset ubahlah menjadi Conical dan buatlah sampai menjadi seperti gambar dibawah ini

Jika sudah, Copy object diatas tadi menjadi dua, object copy dari object tadi beri warna hitam pilih Interactive Transparency Tool dan ubah Transparency Type menjadi Radial lalu edit transparency dengan tool dibawah ini yang dikotak merah


Setelah itu akan muncul jendela sperti dibawah ini


Jangan lupa pilih Custom, lalu tambahkan Node pada kotak merah diatas dengan cara meng-klik dua kali, tambahkan 2 node satu beri warna putih satu hitam lalu klik OK.


Arange sendiri sampai menjadi seperti gambar di atas, saleksi kedua object kedua ini lalu tekan C dan E pada keyboard dan jadilah rupa dibawah ini.


Object kedua selesai, masuk pada object berikutnya.

8. Seleksi ingkaran kecil tadi, pilih Interactive Fill Tool dan ubah Fill Type menjadi Radial lagi lalu Edit Fill pilih Custom dan tambahkan dua node

Node 1 beri warna hitam, Node 2 = Hitam, Node 3 = Hijau dam Node 4 = Putih, lalu klik OK.
Setelah itu mari kita utak-atik sampai menjadi seperti gambar dibawah ini



Dan object ketiga pun telah selesai.

9. Berikutnya kita gabungkan ketiga object tersebut menjadi seperti gambar dibawah


10. Tearkhir kita gunakan lagi Bezier Tool dan buat object seperti pada gambar dibawah ini(kebanyakan pakai kata “Seperti gambar dibawah ini ya?? Biar deh, gak tau lg musti pake kalimat apa... Hee...)


Wah terlihat tidak ya? Lalu gunakan Shape Tool lagi dan langkahnya seperti pada awal tadi
sampai menjadi gambar ini


Hasilnya adalah yang berwarna kuning diatas, berilah warna hijau object hasil Trim tadi lalu pilih Interactive Fill Tool lagi dan ubah sampai menjadi seperti pada gambar dibawah ini (lagi???)



Tambah kan 3 lingkaran kecil yg berjajar seperti gambar dibawah ini


Group-kan semua object karena sudah selesai logo tadi, tinggal bagaimana kreasi kita, mau ditambah apa juga terserah kita, ini imajinasi kita bukan mereka(hehe...)

Hasil dari Tutorial diatas

Sony Ericsson Logo - code ervyn

Selamat mencoba, semoga berhasil gan.....
tangqiu......
Sumber:*http://www.ilmugrafis.com/coreldraw_logo.php?page=sony-ericsson-logo-code-ervyn*

Membuat Cap Stamp Logo Watermark

Membuat Cap Stamp Logo Watermark
Publish: 16 Februari 2011 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Lama tidak berjumpa di tutorial Photoshop Dasar, kali ini kita kembali membahas dasar - dasar photoshop yaitu Opacity dan Fill. Keduanya digunakan untuk membuat efek transparansi gambar sehingga bisa dimanfaatkan menjadi Watermark pada gambar yang kita punya agar gambar yang kita pasang di Website termasuk TOKO ONLINE maupun BLOG kita tidak dibajak orang lain.

Sekarang bagaimana kita membuat Stamp Logo atau disebut juga WATERMARK? sebelum memulai, Watermark adalah tulisan / logo / stempel yang sifatnya transparan untuk melindungi dan mencegah penggunaan kembali gambar tersebut secara tidak sah, atau penggunaan tanpa pesetujuan dari pemilik gambar / foto tersebut. Watermark biasanya berbentuk transparan agar sulit untuk dihilangkan.
ikuti langkah-langkah membuatnya hanya di IG:

1. Buka Gambar / Foto yang akan diberi Watermark dengan Photoshop
Misal disini saya menggunakan Gambar Apple sebagai Sample
image ilmugrafis.com
Gambar Apple sebelum di watermark

2. Ketik dengan Teks Tool, kata - kata atau cap atau note yang akan dijadikan Watermark, misal disini menuliskan ILMUGRAFIS[dot]com
image ilmugrafis.com
gambar Apple + Tulisan Watermark

3. Setelah itu tinggal atur Opacity dan Fill sesuai kebutuhan, pengaturan di bawah ini hanya sebagai contoh saja, anda bisa mengatur sesuai keiginan anda (improvisasi aja)
image ilmugrafis.com
watermark sudah jadi

Mudah bukan, anda bisa mengkombinasikan dengan teknik Transform dan menduplikat layer (CTRL + J) sebanyak yang diinginkan sehingga menjadi seperti ini
image ilmugrafis.com
sedikit tambahkan efek Glossy dan tampilannya jadi extreme seperti ini
image ilmugrafis.com
Apple dengan watermark ilmugrafis,
download file hasilnya

Terima kasih, selamat belajar photoshop =)
Semoga bermanfaat'
Sumbaer:*http://www.ilmugrafis.com/photoshop_dasar.php?page=membuat-cap-stamp-logo-watermark*

Export File Corel

Export File Corel
Publish: 31 Desember 2008 | Author & Copyright: Ervyn | Status: FREE tutorial

Mungkin bagi sebagian besar temen-temen disini sudah mengerti permasalahan men-Export project di Coreldraw yang semula berformat *.cdr (corelDRAW) menjadi *.jpg, *.bmp, *.png, *.tif dan sebagainya, tapi tidak salahkan jika ditulis kembali disini untuk membantu temen-temen yang mungkin belum mengerti atau Newbie sama sekali.

Langkah-langkahnya :

1. Seleksi object yg ingin diexport



2. Klik File pada menu dan pilih Export

Atau langsung saja menggunakan Shortcut Key Export (Ctrl+E)

3. Setelah meng-klik Export maka akan muncul jendela seperti dibawah ini

Pilih tempat untuk menyimpan hasil Export , anda juga bisa melakukan pemilihan file export yang diinginkan , bisa berupa JPEG, TIFF, PSD , dll untuk lebih jelasnya ( Baca juga : Bentuk dan Macam Extension File Images ) kita lalu tekan Export.

4. Setelah menekan Export pada langkah nomor 3, akan muncul lagi jendela dibawah ini

Sesuaikan Size gambar sesuai kehendak dengan mengubah persenanya saja (%), untuk resolusi juga tergantung dengan kehendak kita, jika ingin hasil bagus maka Resolution bisa diperbesar tapi biasanya Size akan menjadi lebih besar, mengenai bagan Color kita bisa menggunakan RGB ataupun CMYK, setelah selesai dengan semua urusan diatas lalu klik tombol OK.

5. Lagi-lagi akan keluar jendela baru seperti dibawah ini
export file
kita bisa mengkompres ukuran gambar dengan Compression sesuai keinginan, tekan Preview untuk mengetahui Size dari hasil peng-export-an, lalu klik lagi tombol OK dan cek hasil di dalam folder tempat kita menyimpan hasil export kita tadi.

6. Senyum aja... :D
Selamat mempelajari Tutorial Coreldraw dari ilmugrafis
Semoga bermanfaat gan.... thankyu.....
Sumber:*http://www.ilmugrafis.com/coreldraw_dasar.php?page=export-file-coreldraw*

Lens Effect Pada CorelDRAW

Lens Effect Pada CorelDRAW
Publish: 28 Februari 2009 | Author & Copyright: Ervyn | Status: FREE tutorial

Di tutorial ini kita akan mencoba membuat atau mengaplikasikan Lens Effect pada CORELDRAW (semua versi mulai 11,12,X3,X4), dengan tutorial ini diharapkan kita dapat mengembangkan sendiri dari penggunaan Lens Effect menurut imajinasi kita masing-masing. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

Mari kita mulai Tutorial Coreldraw Dasar kali ini:

1. Sudah pasti buka corelDraw dan buat blank page

2. Buatlah beberapa lingkaran seperti gambar dibawah ini


setelah itu seleksi dua lingkaran kiri dan lalu combine (Ctrl+L) lalu beri warna Hitam, dan buatlah satu lingkaran kecil lagi sehingga seperti pada gambar dibawah ini

Groupkan (Ctrl+G) semua lingkaran bagian Kanan, lalu seleksi semua object dan centerkan ( C ).

3. Buat satu lingkaran besar (lebih besar dari lingkaran pertama) dan beri warna putih, letakan sesuai keinginan seperti pada gambar dibawah ini

hilangkan Out Linenya.

4. Transparasikan lingkaran putih tadi dengan menggunakan Transparency tool

Lalu akan keluar submenu diatas, pilih radial


Setelah itu, masukan object Lingkaran putih tadi pada lingkaran hitam dengan menggunakan Power Clip (Effect >> Power Clip >> Place Inside Continer), Letakan Sesuai kehendak, Buatlah object baru berupa persegi dan gunakan Text Tool lalu klikan pada garis(tepat pada garis object)Persegi, tulis sesuka hati, Ungroupkan (Ctrl+U) lingkaran kanan pertama tadi dan seleksilah lingkaran kecil, beriwarna putih dan transparasikan kembali dengan menggunakan Transparency Tool dan pilih linier.

6. Seleksi lingkaran yag tadi satu group dengan lingkaran kecil, lalu klik Effect >> Lens pada menu


Maka akan muncul Docker Window seperti pada gambar dibawah ini



Pilih Magnify, dan sesuaikan Amount dengan keinginan kita, sehingga menjadi seperti pada gambar dibawah ini


Dan kita tinggal mengexportnya menjadi JPEG untuk membuatnya menjadi bitmap
Docker Window : Window yang menampilkan Perintah-perintah yang dapat kita gunakankembali saat kita melakukan editing

Hasilnya:

KAca PEmbesar

Terimakasih dan Semoga bermanfaat, Selamat Mencoba dan Belajar Coreldraw
SEMOGA BERMANFAAT

Sumber:
*http://www.ilmugrafis.com/coreldraw_dasar.php?page=lens-effect-coreldraw*

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review